Rmdzn. 🌙<p>Seru, euy, baca Majalah Tempo edisi 30 Maret dengan topik <i>Di Bawah Lindungan Masjid</i><span>. Jadi, edisi ini menceritakan beberapa masjid inklusif yang ada di Indonesia sebagai laporan utama.<br><br>Saya baru tahu, ternyata pemilihan ketua takmir Masjid Jogokariyan menggunakan sistem ala pemilu--ada komisi pemilihannya juga. Masjid ini ternyata memiliki badan usaha dan lini bisnis sehingga keuangan masjid tidak hanya mengandalkan infak/donasi. Untuk menjaga integritas takmir, takmir gak menggunakan inventaris masjid untuk kepentingan pribadi, seperti mobil. Kalau Masjid Jogokariyan dianggap sebagai sebuah negara, amanah banget ini, mah, negara tempat ia berdiri pun kalah.<br><br>Sementara itu, Masjid Raya Al-Falah di Sragen belajar dari Jogokariyan. Takmir yang sebelumnya "kolot" digantikan takmir yang lebih maju. Sebelum ia menjadi masjid yang besar, kebijakan takmir baru sempat membikin gejolak, karena infak 170 juta habis dalam 3 bulan untuk membiayai program masjid. Namun, karena itu pula, infak justru semakin meningkat, dari sekian juta, menjadi 6 juta, dan semakin banyak. Salah satu program keren adalah dukungan terhadap UMKM--pelaku usaha dapat meminjam uang dari masjid dengan nol bunga.<br><br></span><a href="https://www.tempo.co/prelude/masjid-inklusif-pusat-pembelajaran-1225880" rel="nofollow noopener" target="_blank">https://www.tempo.co/prelude/masjid-inklusif-pusat-pembelajaran-1225880</a><span><br><br></span><a href="https://sharkey.world/tags/tempo" rel="nofollow noopener" target="_blank">#tempo</a> <a href="https://sharkey.world/tags/MajalahTempo" rel="nofollow noopener" target="_blank">#MajalahTempo</a> <a href="https://sharkey.world/tags/masjid" rel="nofollow noopener" target="_blank">#masjid</a></p>